Jakarta - Perkembangan otak anak dapat dipicu
dengan pemberian stimulus yang baik serta makanan bergizi. Stimulus
merupakan aspek yang penting dalam perkembangan motorik, sedangkan
makanan yang bergizi berguna bagi tumbuh kembang otak anak.
“Orangtua harus melakukan stimulus untuk merangsang pertumbuhan motorik anak, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar berkaitan dengan gerak tubuh seperti lari loncat dan sebagainya. Motorik halus dapat dilatih mulai dari tepalak tangan, misalnya menggambar dan menulis,” kata Tjhin Wiguna, Dokter Spesialis Jiwa Anak dari FKUI, di Jakarta, Senin (19/3).
Namun, seringkali beberapa orang tua overprotective terhadap anak. Hal tersebut dapat mengganggu perkembangan sensorik motornya, sehingga pemetaan di otak tidak berkembang dengan baik.
“Biarkan anak mengeksplorasi dirinya secara maksimal, tetapi tetap dalam pengawasan," katanya.
Apabila anak tidak dibiasakan mandiri sedari kecil hal ini akan menjadi kebiasaannya hingga besar. Perkembangan otak dan mentalnya juga kurang berkembang. Menurut dr Tjhin, sejak usia 3 tahun, anak sudah harus mulai belajar untuk mandiri
Selain melakukan rangsangan, orang tua juga harus memperhatikan asupan gizi pada anak. “Kalau nutrisinya kurang atau malnutrisi akan berdampak pada tumbuh kembang otak,” ujar Tjhin
Asupan gizi pada anak tidak harus dengan makanana yang mahal. Tjhin menyebutkan, untuk orang dengan keterbatasan ekonomi, dapat menyiasatinya dengan melakukan diferensiasi makanan. Ia mencontohkan, tahu dan tempe merupakan makanan murah yang kaya protein.
Meskipun melakukan difersifikasi makanan, orang tua juga harus memperhatikan kandungan yang ada dalam makanan. “Kalau hanya kadar gulanya tinggi tetapi mikronutriensnya tidak ada, tidak baik juga untuk perkembangan otak,” ujarnya. [WS]
“Orangtua harus melakukan stimulus untuk merangsang pertumbuhan motorik anak, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar berkaitan dengan gerak tubuh seperti lari loncat dan sebagainya. Motorik halus dapat dilatih mulai dari tepalak tangan, misalnya menggambar dan menulis,” kata Tjhin Wiguna, Dokter Spesialis Jiwa Anak dari FKUI, di Jakarta, Senin (19/3).
Namun, seringkali beberapa orang tua overprotective terhadap anak. Hal tersebut dapat mengganggu perkembangan sensorik motornya, sehingga pemetaan di otak tidak berkembang dengan baik.
“Biarkan anak mengeksplorasi dirinya secara maksimal, tetapi tetap dalam pengawasan," katanya.
Apabila anak tidak dibiasakan mandiri sedari kecil hal ini akan menjadi kebiasaannya hingga besar. Perkembangan otak dan mentalnya juga kurang berkembang. Menurut dr Tjhin, sejak usia 3 tahun, anak sudah harus mulai belajar untuk mandiri
Selain melakukan rangsangan, orang tua juga harus memperhatikan asupan gizi pada anak. “Kalau nutrisinya kurang atau malnutrisi akan berdampak pada tumbuh kembang otak,” ujar Tjhin
Asupan gizi pada anak tidak harus dengan makanana yang mahal. Tjhin menyebutkan, untuk orang dengan keterbatasan ekonomi, dapat menyiasatinya dengan melakukan diferensiasi makanan. Ia mencontohkan, tahu dan tempe merupakan makanan murah yang kaya protein.
Meskipun melakukan difersifikasi makanan, orang tua juga harus memperhatikan kandungan yang ada dalam makanan. “Kalau hanya kadar gulanya tinggi tetapi mikronutriensnya tidak ada, tidak baik juga untuk perkembangan otak,” ujarnya. [WS]
Sumber : http://www.gatra.com/kesehatan/73-kesehatan/10325-stimulus-yang-baik-tingkatkan-perkembangan-otak-anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar