Total Tayangan Halaman

Senin, 10 September 2012

Laporan hasil Wawancara


I.       Topik                               : Perjalanan Karier Seorang Pengusaha
II.     Tujuan                              : Mengetahui perjalanan karier seorang pengusaha.
III.   Narasumber                     : Bapak Sunarto (Pengusaha di Desa Kemujan)
IV.   Pelaksanaan                     : 29 Januari 2012 pukul 20.00
V.     Tempat                             : Rumah Bapak Sunarto
VI.   Daftar Pertanyaan           :
1.      Sebelum kita memulai wawancara, saya ingin Bapak menceritakan riwayat hidup Bapak kepada saya
2.      Bagaimana perjalanan karier Bapak sampai menjadi seorang pengusaha?
3.      Apa yang memotivasi Bapak sehingga Bapak ingin menjadi seorang pengusaha?
4.      Apa yang membuat Bapak tertarik menjadi seorang pengusaha, dari pada memilih profesi lain?
5.      Bagaimana lika-liku yang Bapak alami sampai menjadi seorang pengusaha?
6.      Usaha apa yang pertama kali Bapak ciptakan?
7.      Sampai saat ini usaha apa saja yang Bapak ciptakan?
8.      Bagaimana Bapak mengatur usaha-usaha Bapak yang jumlahnya cukup banyak?
9.      Apakah Bapak sudah ada rencana untuk membangun usaha baru di tahun 2012?
10.  Bagaimana Bapak dapat membuka usaha baru, padahal usaha antara satu dengan yang lainnya memiliki jenis yang berbeda-beda?
11.  Dalam menjalankan usaha yang cukup banyak tersebut, siapa sajakah yang membantu Bapak dalam menjalankan usaha-usaha tersebut?
12.  Dalam menjaga hubungan dengan para karyawan, adakah kegiatan khusus yang Bapak lakukan untuk menjaga hubungan agar tetap baik?
13.     Apakah Bapak pernah mengalami hal yang tidak terduga sebelumnya yang berhubungan dengan usaha – usaha Bapak?
14.   Pernahkah ada tindak kriminal yang dilakukan oleh karyawan Bapak? Bagaimana Bapak mengatasinya?
15.     Apa suka dan dukanya menjadi seorang pengusaha?
16.     Selama Bapak menjadi seorang pengusaha, pernahkah Bapak merasa jenuh terhadap pekerjaan yang menumpuk dan harus segera terselesaikan? Bagaimana Bapak mengatasinya?
17.     Bagaimana harapan kedepan Bapak terhadap usaha-usaha Bapak?
18.     Pengalaman apa saja yang Bapak dapatkan selama Bapak menjadi seorang pengusaha?
VII.       Hasil Wawancara
Pada hari Minggu tepatnya pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 20.45 WIB diadakan wawancara dengan Bapak Sunarto. Pelaksanaan wawancara dilakukan di rumah Bapak Sunarto. Beliau merupakan pengusaha di Desa Kemujan yang memiliki cukup banyak usaha. Walaupun demikian, hubungan antara usaha yang satu dengan usaha yang lainnya memiliki jenis yang berbeda.
Bapak Sunarto lahir pada tanggal 18 Maret 1969. Orang tua beliau adalah seorang petani. Pada tahun 1976 beliau belajar di SD N 1 Adiluhur selama 6 tahun. Setelah itu beliau melanjutkan belajar di SMP N 3 Karanganyar. Kemudian beliau melanjutkan belajar di SMK Taman Madya. Sewaktu beliau bersekolah beliau dikenal sebagai anak yang rajin dan memiliki bakat dalam berdagang. Hal ini ditunjukkan dengan, beliau sekolah sembil berjualan padi keliling.
Cita – cita Bapak Sunarto pada waktu masih sekolah bukanlah menjadi seorang pengusaha, melainkan menjadi seorang pegawai. Pada waktu itu beliau beranggapan bahwa menjadi seorang pegawai itu enak, tidak harus bekerja terlalu keras, dan setiap tanggal muda akan mendapat gaji. Setelah lulus dari SMK Taman Siswa dan mengikuti pelatihan-pelatihan kerja, lalu beliau melamar kerja. Beliau sudah melamar kerja sebanyak 5 kali. Namun, belum ada yang menerima lamaran kerja beliau. Akhirnya beliau memutuskan untuk menekuni kembali usaha yang dilakukannya selama masih belajar di SMA Taman Madya dahulu yaitu sebagai pedagang padi keliling.
Beliau semakin semangat setelah beliau mengetahui di dalam kitab Al-Quran dijelaskan bahwa garis-garis rezeki 50% diberikan kepada saudagar, 25% pegawai, dan 25% petani. Beliau bekerja dengan penuh semangat, tidak kenal lelah, dan tidak kenal waktu.
Lika – liku yang beliau alami antara lain kekurangan modal, dan tantangan dengan adanya pihak lain. Memang sudah tidak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia ada tradisi tentang usaha turunan dari keluarga atau teman. Misalnya orang tua kita bekerja dalam sebagai pengusaha penggilingan padi. Biasanya anak mereka tersebut akan menjadi seorang pengusaha penggilingan padi juga. Hal ini mengakibatkan apabila kita tidak mampu bersaing, maka usaha yang kita miliki akan mengalami kerugian.  
Pada tahun 1994, beliau sudah memiliki usaha sendiri yaitu perusahaan penggilingan padi. Beliau membeli perusahaan penggilingan padi tersebut menggunakan uang beliau sendiri. Uang tersebut didapatkan dari keuntungan berjualan padi keliling dan uang saku yang beliau kumpulkan. Uang yang beliau miliki pada waktu itu berjumlah Rp. 4.750.000,00- . Padahal harga perusahaan penggilingan padi tersebut adalah Rp. 15.000.000,00- . Kekurangan uang untuk membayar perusahan penggilingan padi tersebut didapatkan dari pinjaman bank. Beliau terus berusaha mengembangkan usaha bapak.
Sampai saat ini Bapak Sunarto memiliki memiliki 5 jenis usaha yaitu perusahaan penggilingan padi, pembuatan sumur beton, pabrik batu bata, bengkel motor, penggilingan padi keliling. Pada tahun 2003, beliau memiliki angkudes. Namun, menurut beliau kurang layak. Sehingga beliau memutuskan untuk menjual angkudes tersebut untuk membeli penggilingan padi keliling dan sapi. Beliau memiliki alasan mengapa beliau membuka berbagai jenis usaha yang berbeda. Beliau menganggap jalannya rezeki seperti kran. Jika memiliki satu kran maka hasil yang didapatkan hanya dapat menutupi satu lubang kebutuhan. Tetapi jika kita memiliki kran-kran lain, kita dapat menutup lubang kebutuhan lebih banyak. Sehingga, dengan adanya kran-kran yang banyak tersebut dapat memenuhi kebutuhan lebih banyak.
Beliau mengatur usaha-usaha yang beliau miliki dengan sebuah prinsip yaitu memiliki figure seorang pemimpin. Figure seorang pemimpin tersebut, dibutuhkan untuk membawahi beberapa anak buah. Hal ini dibutuhkan untuk mengatur karyawan yang jumlahnya minimal 7 orang setiap harinya. Karakter karyawan memang berbeda-beda, ada yang tekun, rajin,  pemalas, mencurangi, dan lain sebagainya. Pada intinya sebagai pengusaha yang tidak dapat dipegang sendiri, harus memiliki figure seorang pemimpin.
Di tahun 2012 beliau belum ada ada rencana untuk membangun usaha baru. Di tahun 2012 beliau lebih memfokuskan kepada usaha-usaha yang sudah ada tersebut, agar usaha-usaha yang sudah ada dapat berproduksi secara maksimal.
Beliau dapat membuka usaha baru yang jenisnya berbeda dengan  cara adanya kepercayaan dengan orang lain untuk membantu usaha beliau. Beliau berharap kepada semua karyawan, agar terus dapat menjaga kepercayaan yang beliau berikan.
Dalam menjalankan usaha-usaha yang beliau miliki, beliau dibantu oleh istri serta karyawan. Namun, menurut beliau siapa saja yang membantu beliau tidak penting. Misalnya tenaga kerja saudara sendiri itu tidak penting, yang terpenting adalah tenaga kerja tersebut memiliki kinerja bagus dan jujur. Walaupun orang lain tetapi dapat dipercaya dan kinerjanya bagus, itulah yang beliau pertahankan sebagai tenaga kerja.
Beliau menjaga hubungan agar tetap baik dengan para karyawan misalnya antara lain dengan cara : tepat waktu dalam memberi upah, dan memberi sedikit bonus agar para karyawan tetap rajin. Dalam menjaga keharmonisan antara pimpinan dengan bawahan, kita tidak terlalu spanneng. Saat di lapangan kadang sambil di selingi humor sambil bekerja, sehingga seolah-olah tidak ada suatu perbedaan antara pimpinan dengan tenaga kerja. Sehingga karyawan merasa senang, tidak merasa ada perbedaan antara pimpinan dengan tenaga kerja.
Beliau sering mengalami hal-hal yang tidak terduga sebelumnya yang berhubungan dengan usaha-usaha beliau. Misalnya pada saat membeli gabah harga sedang menurun, kemudian di olah menjadi beras. Saat dijual ada kenaikan harga. Sehingga pada saat ini mengalami keuntungan. Namun, di sisi lain saat menjual beras ke pasar ada penurunan harga. Sehingga pada saat ini beliau mengalami kerugian. Tetapi, beliau menjadikan kerugian yang beliau alami, sebagai pelajaran pelajaran bagi usaha beliau.
Ada beberapa tindak kriminal yang dilakukan oleh karyawan beliau. Namun, beliau tetap menjaga agar masalah tersebut tidak memuncak dengan adanya rasa kekeluargaan. Jika bisa merubah sikap, beliau memperbolehkan karyawan tersebut untuk bekerja kembali di perusahaan beliau. Namun, bila tidak bisa merubah sikap silakan keluar dari perusahaan beliau. Hal ini dikarenakan, akan menambah masalah yang dihadapi oleh beliau.
Sukanya menjadi seorang pengusaha adalah tidak diatur. Usaha kita maju atau mundur tergantung pada usaha yang kita lakukan. Dukanya menjadi seorang pengusaha antara lain : lelah, sudah bekerja keras ternyata mengalami kerugian.
Beliau sering merasa jenuh dengan pekerjaan yang menumpuk. Misalnya banyak pekerjaan yang harus dilakukan padahal sedang sakit. Beliau mengatasinya dengan cara selalu menanamkan niat didalam diri bahwa selalu sejenuh apapun, masalah apapun yang dihadapi harus diselesaikan semua.
Harapan kedepan beliau terhadap usahanya yaitu hidup lebih maju dan usahanya dapat berkembang.
Pengalaman yang didapatkan beliau selama menjadi pengusaha antara lain : daya tafsir terhadap padi yang bagus dan tidak, dengan adanya tenaga kerja dapat menambah teman, tekun dalam menjalani sesuatu, dan tidak malu bertanya tentang suat hal yang tidak diketahui.
VIII.     Kendala saat pelaksanaan wawancara:
1.      Narasumber sedang ada kepentingan diluar kota.
IX.          Lampiran


                       
           


       Pewawancara saat membacakan pertanyaan     Narasumber saat menjawab pertanyaan





Kebumen, 29 Februari 2012



(Yupita Ratri Wisdyawati)



Tidak ada komentar: