I. Topik : Perjalanan
Karier Seorang Pengusaha
II. Tujuan : Mengetahui
perjalanan karier seorang pengusaha.
III. Narasumber : Bapak Sunarto (Pengusaha
di Desa Kemujan)
IV. Pelaksanaan : 29 Januari 2012 pukul 20.00
V. Tempat
: Rumah Bapak Sunarto
VI. Daftar
Pertanyaan :
1. Sebelum
kita memulai wawancara, saya ingin Bapak menceritakan riwayat hidup Bapak
kepada saya
2. Bagaimana
perjalanan karier Bapak sampai menjadi seorang pengusaha?
3. Apa
yang memotivasi Bapak sehingga Bapak ingin menjadi seorang pengusaha?
4. Apa
yang membuat Bapak tertarik menjadi seorang pengusaha, dari pada memilih
profesi lain?
5. Bagaimana
lika-liku yang Bapak alami sampai menjadi seorang pengusaha?
6. Usaha
apa yang pertama kali Bapak ciptakan?
7. Sampai
saat ini usaha apa saja yang Bapak ciptakan?
8. Bagaimana
Bapak mengatur usaha-usaha Bapak yang jumlahnya cukup banyak?
9. Apakah
Bapak sudah ada rencana untuk membangun usaha baru di tahun 2012?
10. Bagaimana
Bapak dapat membuka usaha baru, padahal usaha antara satu dengan yang lainnya
memiliki jenis yang berbeda-beda?
11. Dalam
menjalankan usaha yang cukup banyak tersebut, siapa sajakah yang membantu Bapak
dalam menjalankan usaha-usaha tersebut?
12. Dalam
menjaga hubungan dengan para karyawan, adakah kegiatan khusus yang Bapak
lakukan untuk menjaga hubungan agar tetap baik?
13. Apakah
Bapak pernah mengalami hal yang tidak terduga sebelumnya yang berhubungan
dengan usaha – usaha Bapak?
14. Pernahkah ada tindak kriminal yang dilakukan
oleh karyawan Bapak? Bagaimana Bapak mengatasinya?
15. Apa
suka dan dukanya menjadi seorang pengusaha?
16. Selama
Bapak menjadi seorang pengusaha, pernahkah Bapak merasa jenuh terhadap
pekerjaan yang menumpuk dan harus segera terselesaikan? Bagaimana Bapak
mengatasinya?
17. Bagaimana
harapan kedepan Bapak terhadap usaha-usaha Bapak?
18. Pengalaman
apa saja yang Bapak dapatkan selama Bapak menjadi seorang pengusaha?
VII. Hasil
Wawancara
Pada hari Minggu
tepatnya pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 20.45 WIB diadakan wawancara
dengan Bapak Sunarto. Pelaksanaan wawancara dilakukan di rumah Bapak Sunarto.
Beliau merupakan pengusaha di Desa Kemujan yang memiliki cukup banyak usaha. Walaupun
demikian, hubungan antara usaha yang satu dengan usaha yang lainnya memiliki
jenis yang berbeda.
Bapak Sunarto lahir
pada tanggal 18 Maret 1969. Orang tua beliau adalah seorang petani. Pada tahun 1976
beliau belajar di SD N 1 Adiluhur selama 6 tahun. Setelah itu beliau
melanjutkan belajar di SMP N 3 Karanganyar. Kemudian beliau melanjutkan belajar
di SMK Taman Madya. Sewaktu beliau bersekolah beliau dikenal sebagai anak yang
rajin dan memiliki bakat dalam berdagang. Hal ini ditunjukkan dengan, beliau
sekolah sembil berjualan padi keliling.
Cita – cita Bapak
Sunarto pada waktu masih sekolah bukanlah menjadi seorang pengusaha, melainkan
menjadi seorang pegawai. Pada waktu itu beliau beranggapan bahwa menjadi
seorang pegawai itu enak, tidak harus bekerja terlalu keras, dan setiap tanggal
muda akan mendapat gaji. Setelah lulus dari SMK Taman Siswa dan mengikuti
pelatihan-pelatihan kerja, lalu beliau melamar kerja. Beliau sudah melamar kerja
sebanyak 5 kali. Namun, belum ada yang menerima lamaran kerja beliau. Akhirnya
beliau memutuskan untuk menekuni kembali usaha yang dilakukannya selama masih
belajar di SMA Taman Madya dahulu yaitu sebagai pedagang padi keliling.
Beliau semakin semangat
setelah beliau mengetahui di dalam kitab Al-Quran dijelaskan bahwa garis-garis rezeki
50% diberikan kepada saudagar, 25% pegawai, dan 25% petani. Beliau bekerja
dengan penuh semangat, tidak kenal lelah, dan tidak kenal waktu.
Lika – liku yang beliau
alami antara lain kekurangan modal, dan tantangan dengan adanya pihak lain.
Memang sudah tidak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia ada tradisi tentang usaha
turunan dari keluarga atau teman. Misalnya orang tua kita bekerja dalam sebagai
pengusaha penggilingan padi. Biasanya anak mereka tersebut akan menjadi seorang
pengusaha penggilingan padi juga. Hal ini mengakibatkan apabila kita tidak
mampu bersaing, maka usaha yang kita miliki akan mengalami kerugian.
Pada tahun 1994, beliau
sudah memiliki usaha sendiri yaitu perusahaan penggilingan padi. Beliau membeli
perusahaan penggilingan padi tersebut menggunakan uang beliau sendiri. Uang
tersebut didapatkan dari keuntungan berjualan padi keliling dan uang saku yang
beliau kumpulkan. Uang yang beliau miliki pada waktu itu berjumlah Rp. 4.750.000,00-
. Padahal harga perusahaan penggilingan padi tersebut adalah Rp. 15.000.000,00-
. Kekurangan uang untuk membayar perusahan penggilingan padi tersebut
didapatkan dari pinjaman bank. Beliau terus berusaha mengembangkan usaha bapak.
Sampai saat ini Bapak
Sunarto memiliki memiliki 5 jenis usaha yaitu perusahaan penggilingan padi,
pembuatan sumur beton, pabrik batu bata, bengkel motor, penggilingan padi
keliling. Pada tahun 2003, beliau memiliki angkudes. Namun, menurut beliau
kurang layak. Sehingga beliau memutuskan untuk menjual angkudes tersebut untuk
membeli penggilingan padi keliling dan sapi. Beliau memiliki alasan mengapa
beliau membuka berbagai jenis usaha yang berbeda. Beliau menganggap jalannya
rezeki seperti kran. Jika memiliki satu kran maka hasil yang didapatkan hanya
dapat menutupi satu lubang kebutuhan. Tetapi jika kita memiliki kran-kran lain,
kita dapat menutup lubang kebutuhan lebih banyak. Sehingga, dengan adanya
kran-kran yang banyak tersebut dapat memenuhi kebutuhan lebih banyak.
Beliau mengatur
usaha-usaha yang beliau miliki dengan sebuah prinsip yaitu memiliki figure
seorang pemimpin. Figure seorang pemimpin tersebut, dibutuhkan untuk membawahi
beberapa anak buah. Hal ini dibutuhkan untuk mengatur karyawan yang jumlahnya
minimal 7 orang setiap harinya. Karakter karyawan memang berbeda-beda, ada yang
tekun, rajin, pemalas, mencurangi, dan
lain sebagainya. Pada intinya sebagai pengusaha yang tidak dapat dipegang
sendiri, harus memiliki figure seorang pemimpin.
Di tahun 2012 beliau
belum ada ada rencana untuk membangun usaha baru. Di tahun 2012 beliau lebih
memfokuskan kepada usaha-usaha yang sudah ada tersebut, agar usaha-usaha yang
sudah ada dapat berproduksi secara maksimal.
Beliau dapat membuka
usaha baru yang jenisnya berbeda dengan
cara adanya kepercayaan dengan orang lain untuk membantu usaha beliau.
Beliau berharap kepada semua karyawan, agar terus dapat menjaga kepercayaan
yang beliau berikan.
Dalam menjalankan
usaha-usaha yang beliau miliki, beliau dibantu oleh istri serta karyawan.
Namun, menurut beliau siapa saja yang membantu beliau tidak penting. Misalnya
tenaga kerja saudara sendiri itu tidak penting, yang terpenting adalah tenaga
kerja tersebut memiliki kinerja bagus dan jujur. Walaupun orang lain tetapi
dapat dipercaya dan kinerjanya bagus, itulah yang beliau pertahankan sebagai
tenaga kerja.
Beliau menjaga hubungan
agar tetap baik dengan para karyawan misalnya antara lain dengan cara : tepat
waktu dalam memberi upah, dan memberi sedikit bonus agar para karyawan tetap
rajin. Dalam menjaga keharmonisan antara pimpinan dengan bawahan, kita tidak terlalu
spanneng. Saat di lapangan kadang sambil di selingi humor sambil bekerja,
sehingga seolah-olah tidak ada suatu perbedaan antara pimpinan dengan tenaga
kerja. Sehingga karyawan merasa senang, tidak merasa ada perbedaan antara
pimpinan dengan tenaga kerja.
Beliau sering mengalami
hal-hal yang tidak terduga sebelumnya yang berhubungan dengan usaha-usaha
beliau. Misalnya pada saat membeli gabah harga sedang menurun, kemudian di olah
menjadi beras. Saat dijual ada kenaikan harga. Sehingga pada saat ini mengalami
keuntungan. Namun, di sisi lain saat menjual beras ke pasar ada penurunan
harga. Sehingga pada saat ini beliau mengalami kerugian. Tetapi, beliau
menjadikan kerugian yang beliau alami, sebagai pelajaran pelajaran bagi usaha
beliau.
Ada beberapa tindak kriminal
yang dilakukan oleh karyawan beliau. Namun, beliau tetap menjaga agar masalah
tersebut tidak memuncak dengan adanya rasa kekeluargaan. Jika bisa merubah
sikap, beliau memperbolehkan karyawan tersebut untuk bekerja kembali di
perusahaan beliau. Namun, bila tidak bisa merubah sikap silakan keluar dari
perusahaan beliau. Hal ini dikarenakan, akan menambah masalah yang dihadapi
oleh beliau.
Sukanya menjadi seorang
pengusaha adalah tidak diatur. Usaha kita maju atau mundur tergantung pada
usaha yang kita lakukan. Dukanya menjadi seorang pengusaha antara lain : lelah,
sudah bekerja keras ternyata mengalami kerugian.
Beliau sering merasa
jenuh dengan pekerjaan yang menumpuk. Misalnya banyak pekerjaan yang harus
dilakukan padahal sedang sakit. Beliau mengatasinya dengan cara selalu
menanamkan niat didalam diri bahwa selalu sejenuh apapun, masalah apapun yang
dihadapi harus diselesaikan semua.
Harapan kedepan beliau
terhadap usahanya yaitu hidup lebih maju dan usahanya dapat berkembang.
Pengalaman yang didapatkan
beliau selama menjadi pengusaha antara lain : daya tafsir terhadap padi yang
bagus dan tidak, dengan adanya tenaga kerja dapat menambah teman, tekun dalam
menjalani sesuatu, dan tidak malu bertanya tentang suat hal yang tidak
diketahui.
VIII. Kendala
saat pelaksanaan wawancara:
1. Narasumber
sedang ada kepentingan diluar kota.
IX.
Lampiran
Pewawancara saat membacakan pertanyaan Narasumber saat menjawab pertanyaan
Kebumen, 29 Februari 2012
(Yupita Ratri Wisdyawati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar